Powered by Blogger.

Pages

Sunday 25 August 2013

Mengantisipasi Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba dengan IMAN KRISTEN (part 3-end)



Penulis : Ibu Pdt. Elsye Limpele -Runkat

sambungan dari sub artikel Penyalahgunaan Narkoba dan akibatnya

Efektivitas Iman Kristen Mengantisipasi Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba
            Iman Kristen menempatkan Tuhan Yesus Kristus sebagai pusat kebenaran di atas segalanya dengan memungkinkan segala sesuatu menjadi baik kembali, sehingga remaja menjadi manusia baru yang utuh-integral, yaitu manusia yang beriman dan berakhlak, serta bermanfaat atau berguna, baik secara personal-individu maupun secara social bagi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.
            Beriman kepada Allah berarti mengamini dengan segenap akal dan kepribadian serta cara hidupnya terhadap segala janji Allah yang telah diberikan melalui Firman Tuhan dan karya-Nya. Janji Allah adalah bahwa di dalam Tuhan Yesus Kristus Allah telah mendamaikan orang berdosa dengan diri-Nya sendiri, sehingga segenap hidup orang beriman dikuasai oleh keyakinan yang demikian. “Ia datang dan memberikan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”, karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa” (Efesus 2:17-18).
            Iman Kristen bersumber pada Allah, yaitu Firman Allah. Dari Firman-Nya kita mengenal keberadaan Allah yang tidak berubah, dan kekal. Allah adalah Roh adanya (Yohanes 4:24). Dia adalah Allah yang hidup (I Timotius 6:16). Allah hadir dimana-mana pada saat yang bersamaan. Jarak atau kegelapan tidak dapat menyembunyikan orang berdosa dari pengawasan Allah (Mazmur 139:7-10). Dia Allah yang Mahakuasa, sanggup melakukan apa saja sesuai dengan sifat-Nya sendiri, atau hal-hal yang berada dalam rencana-Nya. Dia mengetahui segala sesuatu dalam hidup manusia. Dia Kudus, hal ini menginsafkan kita betapa jauhnya jarak antara Allah dan kita, manusia, sebagai orang berdosa, yang perlu pengampunan-Nya, Yesaya 6:1-7. Dengan sifat Allah yang kasih adanya, maka manusia ditebus dari dosa dengan mengorbankan Anak-Nya Yang Tunggal untuk mati di kayu salib, Yohanes 3:16. Sehingga pemulihan hubungan dan kehidupan pribadi dapat terjadi di dalam Tuhan Yesus Kristus.
  1. Remaja dan kehidupan imannya
Kehidupan iman seseorang berkaitan erat dengan kerohaniannya. Roh manusia adalah bagian terdalam manusia di mana Roh Kudus seharusnya berdiam, sehingga tubuh benar-benar sebagai bait Allah yang kudus.
Anak-anak remaja mencari satu tujuan dalam keburaman identitas dirinya. Ketika Tuhan turun dan datang mengunjungi mereka, dan ketika Dia membuka mata mereka terhadap panggilan yang telah ditetapkan baginya, maka sekonyong-konyong remaja akan termakan oleh visi tersebut. Tiba-tiba semua hal yang berbau duniawi tidak menimbulkan ketertarikan lagi. Remaja dapat merasakan pengalaman religius. Ketika dia ingin mengetahui alasan-alasan yang kuat pentingnya beriman kepada Kristus, hal itu harus dapat diterima oleh akal budinya dan bila perlu harus ada bukti-bukti kerinduan yang terdalam untuk berjumpa dengan Tuhan secara pribadi, suatu indikasi bahwa perkembangan hidup remaja disadari sebagai keinginan untuk bersekutu dengan Dia. Sebab itu fakta Kristus yang datang sebagai Penyelamat dalam histories sangat menggetarkan hati mereka.
Inilah tugas umat Tuhan terhadap generasi remaja kita sebagai bagian dari anggota Tubuh Kristus di muka bumi ini bagi kemasyuran nama Allah kita.

a. Orang tua, keluarga dan remaja.
            Peranan orang tua atau keluarga di tengah-tengah kaum remaja sangat besar. Merekalah yang memberikan teladan bagi ukuran nilai-nilai moral dan semangat juang yang menentukan. Pengarahan yang bijaksana, pemahaman yang memadai, sangat diperlukan kaum remaja. Setiap orang tua harus dapat menerima bahwa setiap anak adalah ciptaan yang berharga di mata Tuhan. Sedangkan mengembangkan pribadi remaja berarti mengerti bahwa remaja mempunyai pergumulan emosi yang lebih banyak di dalam kehidupannya, sebab itu galilah dan kembangkan potensi yang ada padanya dan jangan memaksakan sesuatu yang belum mampu dikerjakannya.
            Dengan meletakkan fondasi pertumbuhan iman dalam Firman Allah, orang tua dapat membantu remaja membangun kerangka kehidupan rohaninya dengan memberi teladan untuk meneruskan nilai-nilai integritas, kesetiaan, kasih dan kejujuran dengan mendemonstrasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua juga perlu mengkomunikasikan kasih disertai kebenaran, disiplin, dan sukacita. Menjadi sahabat bagi anak remaja sangatlah berarti terlebih ketika mengatasi kesulitan-kesulitan remaja dengan berusaha terbuka kepada remaja, sehingga mereka dapat membuka diri atas kesulitan-kesulitan yang menekan perasaannya. Kesulitan remaja berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan emosionalnya, serta lingkungan social yang dihadapinya.
            Berdoa bersama remaja dengan percaya kepada Allah saat menyerahkan segala kesulitan itu kepada Allah. Atmosfir rohani yang diciptakan oleh ayah dan ibu akan menunjukkan apa yang terpenting dalam kehidupan mereka. Ketika meningkatkan doa dalam kehidupan keluarga, kita mengembangkan spiritualitas yang menarik dan aktif dengan Tuhan. Pengabdian kepada Allah ini dapat menjangkau ke seluruh kehidupan masa kini dan masa mendatang. Anak remaja yang berlatar belakang sangat nakal, bahkan yang sudah sempat menghisap ganja dan seolah-olah tidak ada harapan sama sekali, dengan kuasa Tuhan melalui doa yang penuh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, ia dapat diubahkan-Nya menjadi manusia baru. Remaja akan berjalan dalam kehidupan yang baru dalam keselamatan Kristus, sehingga dapat berkembang di dalam anugerah Tuhan. “Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkankan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yakobus 5:15-16).
b. Gereja dan remaja
            Gereja bertanggung jawab memberikan pemahaman bagi setiap umat Tuhan alasan mengapa seseorang harus beriman kepada Kristus dalam kehidupan kekristenannya. Melalui Gereja Tuhan ingin menyatakan pemeliharaan-Nya dan pengembalian status hidup manusia yang telah jatuh ke dalam dosa menjadi hidup seperti pada penciptaan pertama, bahkan dalam kelimpahan dan keutuhan. Gereja harus dapat menyatakan “Kasih Bapa” bagi remaja bahwa Allah selalu perduli dan mengasihi remaja seperti layaknya seorang bapa kepada anak-anaknya, Ia akan memberikan yang terbaik bagi umat-Nya. Di samping itu, Gereja harus mensosialisasikan pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba, mengadakan pendidikan-pendidikan Kristen yang baik dan benar alkitabiah.
            Para remaja Kristen juga harus mengerti tentang prioritas hidup sebagai anak-anak Allah. Ia harus melihat dirinya sebagai ‘Tim penyelamat’ Allah dalam misi menyelamatkan manusia. Remaja yang bergerak dalam doa bagi jiwa terhilang akan bekerja sebagai satu tim dan mendorong satu sama lain dalam doa dan pelayanan bagi Allah. Dari sisilah ada kuasa untuk bersaksi lebih baik lagi dibarengi dengan cara hidup mereka dan kesaksian yang berpusat pada Tuhan Yesus Kristus. Kesaksian dengan strategi penginjilan yang tepat dalam koridor Firman Tuhan dan pengurapan Roh Kudus akan menghasilkan banyak remaja Kristen yang akan keluar dari ‘tempat persembunyiannya’ dan mulai terlibat dalam aktivitas persekutuan anggota Tubuh Kristus dan Kristus sebagai Kepala.
            Gereja bertanggung-jawab menciptakan lingkungan yang tepat bagi remaja sesuai pengajaran Firman Allah, Roh Kuduslah yang mengembangkan, membina, dan menarik penyerahan mereka kepada panggilan Tuhan serta memberi penglihatan mengenai bagaimana mereka dapat menjadi murid-murid Tuhan Yesus yang berlipat ganda. Roh Kuduslah yang menggerakkan.
            Tuhan menaruh hati untuk umat-umatNya. Hati-Nya terbeban bagi orang-orang terhilang. Kegerakan Tuhan ini seharusnya tidak terkurung di dalam dinding-dinding gedung Gereja. Kebangunan rohani harus dapat membangkitkan generasi muda belia ini dan memberi dampak yang dahsyat dan ajaib di tengah-tengah masyarakat kita.
c. Tuhan Yesus dan remaja
            Topik ini adalah pusat dan teladan sempurna bagi iman dan kekristenan remaja. Inilah persekutuan yang paling sempurna dalam hidup manusia, apabila ia dapat berjumpa dengan Tuhan Yesus Kristus. Persekutuan vertical-horizontal setiap umat Tuhan dengan sesama dan Tuhannya.
Dan Kristus adalah tujuan sejati kita. Sebab Dia adalah Tuhan dan Juruselamat umat manusia. “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Roma 8:1).
            Ketika Yesus Kristus menjadi korban tebusan dan korban pengganti, Ia telah menolak segala hal yang dapat menghilangkan rasa sakit. Ia menolak anggur bercampur empedu. Dia ingin manusia tahu bahwa diri-Nya pun merasakan pedihnya aniaya (Matius 27:34-35). Yesus Kristus dapat mengerti masalah dan penderitaan manusia, karena Ia telah mengalaminya. Winkie Pratney dalam bukunya “Api di Kaki Langit” mencatat : “Di atas kayu salib saat Dia mati bagi dosa kita, dengan segala luka dan penderitaan-Nya, Dia ditawari ramuan obat yang manjur untuk membunuh rasa sakit. Namun Dia menolaknya. “Sebaliknya sama seperti kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibrani 4:15). Di saat yang sebenarnya dapat dibenarkan menggunakan obat terlarang atau minuman keras, Dia menolaknya. Dia melakukannya demi Anda”.
            Tuhan Yesus telah memulihkan hubungan manusia dengan sesama dan Bapa di surga oleh darah-Nya di kayu salib (Efesus 2:13-18). Obat penawar rasa sakit itu tidak dapat menggoda-Nya untuk berpaling dari kehendak Allah. Dia mengerti segala penderiataan manusia dan telah sanggup memulihkan orang berdosa dari segala kejahatannya dan mengembalikan mereka kepada Allah. “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit,  yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibrani 4:14-16).
            Kebangkitan Kristus dari kematian membuktikan kemenangan yang besar setelah pengorbanan-Nya yang sempurna. Kebangkitan-Nya mengandung harapan bahwa di dalam Tuhan Yesus ada masa depan yang penuh sukacita. Roh Kudus yang telah tercurah di kamar loteng Yerusalem masih tercurah bahkan lebih hebat lagi tercurah bagi Gereja Tuhan di akhir zaman menjelang kedatangan Tuhan kedua kalinya. Tuhan Yesus adalah Pembaptis dengan Roh, juga akan memberikan Roh Kudus bagi para remaja agar mereka diperlengkapi dengan kuasa Allah untuk menang dari kegelapan dosa, dunia dan iblis, serta memenangkan generasinya yang terhilang bagi Kristus. Kuasa Yang Mahatinggi itu pula yang membentuk kepribadian remaja dengan karakter Kristus untuk menjadi berkat bagi sesama manusia dan memuliakan Tuhan.
  1. Remaja dan masa depan
Setiap anak remaja dapat memiliki masa depan yang penuh harapan di dalam Kristus. Mereka dapat bergerak dengan iman menuju masa depan dalam kuasa Kristus. Bergerak dengan iman berarti, bahwa mereka harus berakar kuat ke dalam dan bertumbuh di dalam Kristus. Berakar artinya, bertumbuh dan bertambah di dalam kekudusan, yaitu kedewasaan iman dan pengetahuan tentang taat kepada Kristus, bahwa kita harus menerima Kristus, serta hidup dan tetap berjalan di dalam kebenaran Kristus (Kolose 2:6-7). Sedangkan bertumbuh di dalam Kristus terlihat dari buah-buah kekristenannya, yaitu melalui tutur kata, perilaku, kemauan, dan pemberitaan Injil baik dengan kesaksian lidah dan palayanan kasih secara kongkrit, baik secara jasmani maupun rohani, perbuatan dalam pimpinan Roh Kudus.
Dengan demikian, remaja akan mempunyai pengruh yang baik bagi dunia, sebagai garam dan terang dunia seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, maksudnya :
-          Remaja Kristen berbeda secara asazi dari non Kristen; Allah memanggil untuk menjadi “kudus” (I Tesalonika 4:7)
-          Remaja Kristen harus masuk ke dalam masyarakat non Kristen; secara social mereka tidak boleh memisahkan diri dari masyarakat lainnya.
-          Remaja Kristen mempengaruhi masyarakat non Kristen; dapat menghindari kebusukan social dan menghilangkan kuasa kegelapan.
-          Remaja Kristen harus mempertahankan kelainan Kristen mereka; mempertahankan keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, tolok ukur dan gaya hidup kristiani (Matius 6:8).
Remaja yang bergerak dalam kuasa Allah sanggup memenangkan masa depannya. Seorang remaja yang pernah terlibat dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba mungkin dibayangi oleh rasa takut akan kehilangan masa depan. Namun di dalam Tuhan Yesus, mereka akan memenangkan masa depan (Yeremia 29:11-14). Apabila rohani telah dipulihkan, maka pekerjaan kesembuhan Ilahi pada tubuh jasmani bukanlah perkara yang mustahil bagi Allah dan orang percaya. Allah yang memulihkan hidup mereka akan memberkati tubuh, jiwa dan roh, setelah mereka mencari dan berseru kepada Allah. Mereka tidak lagi diperbudak oleh narkoba, seks bebas, mabuk-mabukkan, dan lain-lain, sebab mereka adalah milik Tuhan Yesus Kristus.
Masa lalu adalah sesuatu yang sudah berlalu, dan kita tidak dapat memperoleh momentum apapun untuk bergerak maju ke arah masa depan, apabila masih saja membiarkan masa lalu tetap mengikuti kita. Yosua pernah mengalami kegagalan, melakukan kekeliruan, karena tertipu (Yosua 9-10). Namun ia menyesali dan memiliki komitmen untuk tetap berpaut kepada Tuhan, melayani dan tetap beribadah kepada Allah. Ia telah melakukannya (Yosua 24:14-15). Ia  dapat memenangkan tanah perjanjian itu bagi bangsa Israel, suatu masa depan yang telah dijanjikan Allah. Yosua adalah tentara militan, ia tetap berjuang, bangkit dari kegagalan, dan tetap beribadah kepada Allah. Ia memiliki kasih kepada Allah dan sesamanya. “Ahli-ahli” iman tidak dijumpai dalam Alkitab, tetapi orang-orang yang dengan iman memiliki masa depan, mereka adalah orang-orang yang menempatkan kegagalan-kegagalan mereka di bawah darah Anak Domba dan menyembah Dia yang mampu untuk membereskan segala sesuatu dengan diri-Nya sendiri.
Masalah kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba hanya dapat diatasi dan ditanggulangi dengan efektif dan tuntas sempurna apabila Tuhan Yesus ditempatkan sebagai Pengendali segala sesuatu. Terapi medik-psikiatrik tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut secara maksimal, tanpa disertai dengan doa yang penuh kuasa Allah, untuk pemulihan tubuh, jiwa dan roh dengan sempurna. Bersama dengan Kristus, remaja belajar menggumuli masalah dalam lingkungan social dan pribadinya dengan dasar tanggung jawabnya kepada Tuhan dan sesama, seiring dengan sifat dinamis remaja yang selalu berjuang untuk mewujudkan cita-citanya. Remaja hendak memperbarui masyarakat dan ingan memberantas segala sesuatu yang jelek, yang jahat, yang merintangi perkembangan dunia ke arah keadilan dan kemakmuran. Dann kehendak Allah adalah prioritas tertinggi untuk melaksanakan setiap aktivitas yang embangun iman orang percaya.
  1. Mendapatkan sasaran hidup
Iman Kristen mengantar kepada sasaran hidup yang tepat dan benar. Usia remaja seringkali didefinisikan sebagai suatu pribadi dalam masa transisi atau masa perrtumbuhan atau perkembangan dari masa anak ke dewasa, atau masa usia belasan tahun, secara fisiologis remaja bertumbuh menjadi matang sebagaimana layaknya orang dewasa. Apabila kehidupan imannya dibina secara berkesinambungan, maka remaja akan bertumbuh dewasa di dalam iman dan kerohanian, sesuai sasaran Injil Kristus. Sehingga mereka bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih untuk bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala (Efesus 4:13-15).   

Menjadi dewasa dalam Kristus berarti menjadi serupa dengan Kristus (Roma 8:29). Dan kemuliaan adalah bagi Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kepuasan bagi orang dosa hanya merupakan suatu berkat sampingan dari Injil, bukan tujuan utamanya. Tujuan utama pemberitaan Injil sehingga menghasilkan pertobatan dan pemulihan hidup kekristenan orang percaya ialah Tuhan dipuaskan. Segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan bagi Dia kemuliaan sampai selama-lamanya (Roma 11:36). Puji Tuhan!!





Mengantisipasi Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba dengan IMAN KRISTEN (part 2)










Penulis Ibu Pdt. Elsye Limpele-Runkat

sambungan dari sub artikel penyebab terjadinya kenakalan remaja

Penyalahgunaan Narkoba dan Akibatnya

            Narkoba disebut pula dengan NAZA, yaitu Narkotika Alkohol dan Zat Adiktif lain, atau NAPZA, Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif lain.

  1. Kegunaan Narkoba
Penggunaan narkotika dan psikotropika dalam bidang farmasi dan kedokteran diatur dalam ketentuan Undang-Undang No 22 pasal 10 tahun 1977 tentang Narkotika, karena merupakan obat untuk terapi susunan saraf pusat. Narkotika pada jenis-jenis tertentu memiliki kegunaan bagi seseorang yang mengalami sesuatu penyakit. Dalam bidang medis terutama sebagai analgesik seperti morfin digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, dan mengurangi kecemasan pada penderita terhadap operasi. Ada juga yang dapat dipakai sebagai obat batuk, mencegah diare, dan sebagainya.
Sedangkan psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh sintetis pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.
Dalam pengobatan detoksifikasi dan rehabilitasi social di kalangan professional psikiatri oleh klinik-klinik pemerintah maupun swasta, narkotika dipakai untuk merawat remaja-remaja korban penyalahgunaan narkotika. Hal ini aspek lain dari narkoba. Jadi pemerintah hanya menyediakan obat-obat narkotika dalam jumlah yang sedikit, sebab digunakan hanya untuk keperluan dalam bidang medis atau kedokteran.

  1. Akibat Penyimpangan Penggunaan Narkoba
Stimulansia pada acstacy dan shabu-shabu tidak digunakan dalam bidang kedokteran, melainkan hanya sebuah ‘Designed Substance’, dibuat hanya untuk bersenang-senang. Keduanya adalah golongan psikotropika. Ecstacy mempunyai efek stimulansia, psikodelik yang digunakan dengan maksud rekreasi oleh penggunanya. Biasanya digunakan agar dapat menari semalam suntuk tanpa mengenal lelah, bahkan dapat memberi khayalan halusinasi.
Shabu-shabu adalah zat metilamfetamin dengan dampak lebih kuat dan cepat daripada ecstacy, karena langsung mempengaruhi fungsi saraf otak. Penggunanya dalam jangka panjang bias terkena stroke, kehilangan berat badan, kerusakan hati dan detak jantung menjadi tidak teratur.
Sedangkan penyimpangan penggunaan narkotika menyebabkan antara lain : Ganja akan menyebabkan perasaan lelah luar biasa, paranoid, dan psikosis bagi pengguna over dosis. Opium atau candu diolah untuk menghasilkan morfin dan kodein murni. Morfin memiliki daya eskalasi yyang relatif cepat. Pengguna morfin menjadi sukar berpikir dan tidak perduli terhadap lingkungan. Heroin, atau diamorphine digunakan dengan cara diisap, disedot atau disuntikkan melalui kulit. Pengguna heroin untuk pertama kali sering mengalami mual-mual, muntah dan gatal-gatal. Ketergantungan fisik berkembang dengan penggunaan rutin atau setiap hari. Kokain digunakan dengan cara dihisap. Menghisap kokain adalah cara efektif untuk membawanya ke otak secara cepat. Efek anestesi local kokain adalah kemampuannya untuk memblokade konduksi saraf.
Alkohol banyak dibuat dalam bentuk minuman. Mengkonsumsi alcohol secara berlebihan dan ketergantungan yang mengikat pada minuman beralkohol sangat berbahaya. Meskipun toleransi berkembangnya lambat, namun gejala putus zatnya dapat berakibat fatal bila tidak diobati.
Akibat penyalahgunaan narkoba bagi korban yang teradiksi obat-obat terlarang itu dapat bersifat membahayakan bagi pribadi pemakai dan juga bagi masyarakat. Bahaya bagi pribadi pemakai menimbulkan efek-efek, antara lain :
-          Euphoria : Suatu rangsangan kegembiraan yang tidak seimbang dengan kenyataan dan kondisi badan Simpanan Investasi pemakai, pengguna dalam dosis yang tidak begitu banyak.
-          Dellirium : Menurunnya kesadaran dan timbul kegelisahan yang dapat mengganggu gerakan anggota tubuh, dengan dosis yang lebih banyak dari euphoria.
-          Hallusinasi : Mengalani khayalan, misalnya melihat dan mendengar yang tidak ada pada fakta.
-          Weakness : Kelemahan yang dialami fisik atau psikis.
-          Drawsiness : Kesadaran merosot seperti orang mabuk, ingatan menjadi kacau, dan mengantuk.
-          Coma : Keadaan Simpanan Investasi pemakai sampai pada puncak kemerosotan yang akhirnya dapat membawa kematian.

Sedangkan bahaya bagi masyarakat yaitu para pecandu narkoba meresahkan masyarakat dengan kriminalitas perampokkan dan pembunuhan untuk mendapatkan uang bagi pembelian narkoba.








Mengatisipasi kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba dengan IMAN KRISTEN (part 1)



Penulis : Ibu Pdt. Elsye Limpele -Runkat

Remaja masa kini sedang menghadapi perjuangan untuk mencapai masa depan. Kebanyakan dari mereka dibekali dengan kondisi ekonomi yang lebih baik dan pengetahuan umum yang lebih terjamin dari generasi sebelumnya, namun kondisi itu tidak menjamin keberhasilan menghadapi setiap tantangan. Sementara terjadinya kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba akan semakin meluas bila remaja tidak dipersiapkan secara mental dan kerohanian. Dikuatirkan mereka akan menjadi generasi tanpa tujuan atau ‘The Lost Generation’, serta mengalami kehancuran fisik menyangkut mental serta moral yang sangat memprihatinkan.
Umat Kristen semakin ditantang untuk lebih bertanggung jawab dalam menyikapi bentuk-bentuk kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba yang kian merajalela di kalangan generasi muda. Berbagai hal kenakalan remaja telah mewabah dewasa ini dan meresahkan masyarakat di kota-kota besar, dan merambah di pedesaan. Remaja tawuran meluas kepada pencurian, perampokkan, dan pembunuhan. Dan kecanduan pada narkoba menjadi dimensi yang lain dari aksi kenakalan remaja, yang diawali dengan coba-coba, disusul pengalaman rasa nikmat dalam mengisap ganja atau melalui suntikan. Lama-kelamaan mereka merasa ketagihan dan sangat membutuhkan. Prilaku seks di luar nikah adalah salah satu akibat dari pemakaian narkoba secara bebas, dimana si pemakai kehilangan kontrol diri. Perbuatan abortus pun tak terhindarkan, baik oleh inisiatif diri maupun dari kemauan orang tua, yang sebenarnya tidak pernah perduli kehidupan remajanya. Penggunaan bebas narkoba hanyalah suatu ‘Defence Mechanism’, artinya tindakan yang berusaha menutupi keadaan buruknya atau yang sebenarnya.

Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

            Ada banyak hal yang memungkinkan terjadinya kenakalan remaja. Beberapa hal dapat kita ketahui, antara lain :
            Pertama, Meluasnya peredaran narkoba secara illegal yang tersedia di mana-mana, antara lain : di pemukiaman, sekolah-sekolah, kampus, bahkan di warung-warung kecil pun ada, asal tahu tempatnya mudah mendapatnya dan harganya relatif terjangkau.
            Kedua, Faktor Individual. Hal ini meliputi :
Gangguan kepribadian, dengan cara berpikir yang salah disertai penalaran semau sendiri. Emosi yang labil, kurang percaya diri, atau terlalu percaya diri, kemalasan, motivasi rendah dan tidak tekun. Aspek psikologis atau factor intern ini mempengaruhi tingkah laku remaja selama masa pertumbuhannya. Kepribadian remaja berkembang sesuai dengan modus atau irama pembawaan dari rahim ibunya, kemudian dimodifikasi oleh masukan-masukan dari lingkungan dan melalui pendidikan formal.
            Emosional remaja dengan segala aktivitas, tingkah laku, perbuatan, dan ekspresinya merupakan pengjawantahan kehidupan pribadi. Emosional ini dapat mengakibatkan konflik-konflik batin diiringi suasana hati yang berubah-ubah. Remaja mengalami kekaburan identitas pada masa transisi, disebablan perbedaan besar dari kedua kutub yang tidak dapat diidentikkan dengan masa anak dan masa dewasa. Celaan dan kritikan dari lingkungan seringkali ditanggapi dengan serius dan ditafsirkan sebagai suatu ejekan untuk meremehkannya.
            Sementara kegiatan intelektual remaja mulai berkembang kemampuannya untuk menangkap arti fundamental sesuatu obyek atau esensinya. Remaja mulai mampu untuk berpikir abstrak. Walaupun demikian belum menunjukkan bahwa dirinya telah menguasai seluruh kemampuan psikisnya.
            Sebagai makhluk social, pada umumnya remaja suka mmebentuk suatu ‘Coounter Culture’ atau komunitas tersendiri, dengan tata hidup dan tata nilai ciptaannya sendiri. Dalam buku “Pengantar Sosiologi Kelompok”, Soerjono Soekanto mengatakan bahwa tidak mustahil apabila kebudayaan khusus kelompok tersebut bertentangan dari kebudayaan masyarakat luas, misalnya, kebudayaan remaja nakal dengan geng anak-anak nakalnya. Hal yang terpenting dari kebudayaan kelompok tersebut merupakan gejala yang mencerminkan persamaan pandangan tentang situasi dan proses kehidupan kelompok bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat. Sebab itu persahabatan dengan teman-teman sebaya menjadi bagaian terpenting dari pribadi remaja. Persahabatan itu didasari oleh rasa senang, sehingga kondisi ini dapat berubah begitu cepat renggang secepat mereka meresa senang. Dan ketertarikan terhadap lawan jenis akan menimbulkan perasaan romantis.
            Remaja mulai merambah dunia dan pergaulan dalam kelompok, mulai membeda-bedakan selera atas hal-hal tertentu. Pergaulan ini meniimbulkan suatu kenikmatan tersendiri yang selama ini diidam-idamkan remaja.
            Secara moralitas, perjumpaan secara relasional bersama dengan teman sebaya seringkali amat mempengaruhi hidupnya. Remaja cenderung mengikuti teman-temannya. Mereka sering mengambil jalan menuju moralitas yang individualistis sebelum sampai pada sikap yang menyangkut pada komitmen personal dan perhatian kepada orang lain merupakan factor yang ikut menentukan penalaran moralnya. Jadi moralitas remaja dapat mempengaruhi kehidupan religiusnya. Religiusitas yang rendah akan membawa remaja berbuat sesuka hati, tidak tahu masalah yang baik dan buruk, bahkan tidak takut berbuat dosa, dikarenakan mereka tidak punya patokan untuk kontrol prilakunya.
            Bila remaja tidak menangkap pesan yang mendalam tentang keberadaan Allah, maka ia akan hidup sekehendak dirinya dan tanpa merasa bersalah akan melakukan kejahatan-kejahatan tertentu. Tipu daya pendusta yaitu iblis melalui pengajaran sesat mencondongkan hati mereka kepada ketidakbenaran (I Timotius 4:1-2). Sebab, “sekalipun mereka mengetahui adanya Allah, tetapi mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah. Pikiran mereka yang bodoh menjadi gelap” (Roma 1:21).
            Ketiga, Faktor Lingkungan yaitu orang tua atau keluarga dan pengaruh pergaulan. Orang tua atau keluarga yang tidak membina kedekatan dengan anak remajanya, tanpa disadari telah memposisikan remaja tak ubahnya seperti anak yatim piatu yang kehilangan kasih saying orang tua. Kebersamaan, komunikasi, keluarga bepergian bersama-sama, makan bersama, doa keluarga, kasih sayang, dan pengampunan, hampir tidak terdapat dalam banyak rumah tangga dewasa ini, sehingga anak-anak diasuh tanpa gagasan bahwa sifat-sifat kesalehan itu dapat dimungkinkan, apalagi dirindukan. Keluarga harmonis sekalipun apabila tidak disertai kedisiplinan, dorongan moril, bimbingan, kurang memberikan perhatian dan pengertian tentang berbagai hal menyangkut kehidupan jasmani dan kerohanian remaja, dapat memicu kepada pemberontakkan dan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja kita.
            Sedangkan pengaruh pergaulan yang buruk, misalnya keterlibatan remaja dalam geng remaja nakal, memperkenalkan remaja pada penggunaan bebas narkoba sebagai konsumsi yang menarik dan sangat mengikat remaja.
            Keempat, Pengaruh Negatif Media, yang diperoleh dari sajian media di era telekomunikasi yang telah mengglobal. Sajian media diserap remaja tanpa pertimbangan kandungan negatif di dalamnya, karena remaja lebih memperdulikan rasa senang yang kemungkinan didapatnya. Majalah-majalah porno, video, seks lewat telepon, perangkat multimedia pada komputer, internet, dan lain-lain, yang tertutupi pornografi merupakan sarana untuk melampaui kenyataan, melebihi dunia imajinasi seseorang.
            Kelima, Ketidakpastian tentang masa depan. Para remaja lebih mendalam merasakan penderitaan dan kegembiraan dibanding orang dewasa. Mereka belum memiliki pertahanan yang kuat dalam menghadapi sakit depresi. Depresi yang disertai rasa takut kepada masa depan di mana ia akan dipaksa untuk mengambil keputusan tentang pendidikan, lapangan kerja, moralitas, teman hidup, di mana mereka akan tinggal dan bekerja, semuanya adalah keputusan yang membentuk kehidupan remaja. Selain itu, peristiwa traumatic yang menyakitkan pada masa lalu, sehingga batin terluka, melalui penganiayaan fisik, emosi atau secara seksual, meninggalnya orang yang dikasihi, dan lain-lain.  
            Keenam, Kurangnya perhatian Gereja, dimana Gereja menjadi tidak peka terhadap masalah kriminalitas di kalangan remaja dewasa ini. Gereja yang demikian membiarkan ‘domba-domba’ yang dipercayakan Tuhan kepada Gereja dicuri iblis. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban Gereja tersebut. Gereja yang demikian telah menyimpang dari pesan yang semula, dan mengira bahwa kita harus bersaing dengan dunia dan menyelenggarakan kebaktian-kebaktian yang menghibur dan khotbah-khotbah yang menawan, tanpa memperdulikan penyebab mengapa Gereja-gereja dipenuhi dengan orang-orang Kristen yang lemah karena tidak pernah mempunyai alasan iman yang kuat bagi Kristus.

bersambung ke sub artikel Penyalahgunaan Narkoba dan akibatnya






Saturday 24 August 2013

About us





Friday 23 August 2013

CHORDS LAGU ROHANI ALPHABETH 'S'

CHORDS LAGU ROHANI ALPHABETH 'T'

CHORDS LAGU ROHANI ALPHABETH 'W-Y'

CHORDS LAGU ROHANI ALPHABETH 'K'

CHORDS LAGU ROHANI ALPHABETH 'L-N'

Thursday 22 August 2013

CHORDS LAGU ROHANI ALPHABETH 'O-R'

CHORDS LAGU ROHANI ALPHABETH 'A'





CHORDS LAGU ROHANI ALPHABETH 'A'