Powered by Blogger.

Pages

Tuesday 6 August 2013

Setiap Orang Kristen Sebagai Saksi

A. Perintah Pertama KristusPerintah pertama Kristus kepada para pengikut-Nya yang baru dalam Injil Markus pasal 1: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Ku-jadikan penjala manusia.”
Perintah terakhir-Nya di bumi kepada murid-murid-Nya adalah: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Demikian Kristus memulai dan mengakhiri pelayanan-Nya dengan perintah menjadi saksi dan penjala manusia! Sasaran ajaran-Nya disimpulkan dalam Amanat Agung, yaitu perintah Yesus kepada pengikut-Nya untuk pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil pada setiap insan. Maka prinsip yang utama dan jelas adalah bahwa gereja merupakan sebuah badan di bawah pimpinan Kristus untuk membagikan Injil dengan seluruh dunia. Tetapi kemudian timbul pertanyaan: bagaimana hal ini dikerjakan dan oleh siapa?

B. Tipu Muslihat Iblis
Rasul Paulus berkata bahwa kita tahu tipu muslihat iblis, tetapi saya ingin tahu sampai di mana kebenarannya kini. Saya ingin tahu berapa kali kita telah ditipunya. Saya yakin sudah sering kali. Kemenangan strategis terbesar apakah yang sudah dicapai oleh setan? Kira-kira apa menurut Anda? Jelas sekali kemenangan iblis yang paling menonjol adalah kekalahan terburuk buat gereja. Apakah itu?

C. Kemenangan Terbesar Iblis
Sudah tentu sejumlah tipuan yang tak langsung muncul tiba-tiba dalam pikiran. Saya ingin menunjukkan sesuatu yang adalah kemenangan terbesar iblis, menurut pendapat saya. Izinkanlah saya menyatakannya kepada Anda dalam bentuk suatu analogi. Seandainya saja dalam dunia sekular kita yang modern, pusat propaganda di Moskow memikirkan suatu ide baru. Mereka mengembangkan dengan ide itu begitu rapi dan menyebarkannya ke luar negeri. Mula-mula ide itu muncul sebagai semacam publikasi, terbit sebagai artikel surat kabar dan majalah. Mungkin disampaikan dalam bentuk sandiwara, kemudian film, dan akhirnya produksi televisi. Berbagai kelompok mungkin dibentuk untuk mendorong gerakan itu, protes akan diadakan, dan akhirnya ide itu menang dan diterima oleh orang Amerika, dan hampir semua orang di sana menyetujuinya. Ide apakah itu? Ide itu adalah bahwa perang itu berbahaya, pelaksanaan rumit, rakyat biasa akan terluka dengan sia-sia, oleh karena itu mereka harus tinggal di rumah dan membiarkan para jenderal dan laksamana yang berperang. Saya kira tidak ada keraguan apa pun dalam benak kita mengenai hasil yang akan dicapai melalui perang dingin – yang di dalamnya kita terlibat.

D. Biarkan Para Jenderal Berperang
Dalam segera kita berkata, “Sungguh lucu! Ide yang lucu ini tak akan berhasil menipu siapa pun juga.” Namun, pada hakikatnya, inilah yang telah dikerjakan oleh iblis di dalam gereja. Saya yakin, ide ini telah berurat berakar dalam benak sebagian besar anggota gereja bahwa tugas utama para hamba Tuhan adalah berperang bagi Kristus – khususnya berperang untuk memenangkan jiwa. Dalam pikiran kebanyakan orang, pekerjaan menginjil adalah pekerjaan mereka yang terlatih profesional. Bagaimanapun juga kata mereka, “Saya hanyalah seorang tukang daging, atau tukang roti, atau tukang pembuat lilin, dan apa yang saya ketahui tentang teologi? Saya belum pernah masuk seminari; serahkan pekerjaan itu kepada pejabat gereja yang terlatih! Saya percaya hal ini telah menjadi tragedi terbesar yang telah menimpa gereja Yesus Kristus. Akibatnya begitu jauh, begitu luas, sehingga kita tidak dapat memahami kerugian yang telah terjadi.

E. Gereja Mula-mula
Tetapi tidaklah demikian di gereja mula-mula! Perhatikan sekali lagi ayat dalam Kisah Para Rasul 8:1-4 yang berbunyi: “Mereka semua … tersebar ke seluruh daerah … mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.” Ayat-ayat ini baik sekali untuk dikhotbahkan. Tetapi sebagian orang mungkin berkata, “Ya, tunggu sebentar, Pak Pendeta, jangan terlalu cepat. Anda tahu, orang-orang yang tersebar memberitakan dan mengajar Injil adalah para rasul. Anda tahu Yesus memilih dua belas rasul, melatih mereka, lalu mereka pergi dan menyebarkan Injil.”

F. Setiap Orang Menginjili
Kita semua tahu sebuah aksioma eksegesis yang baku adalah: “Sebuah teks tanpa konteks adalah sebuah dalih,” dan ini telah cukup lama menjadi suatu dalih untuk membiarkan pejabat gereja yang melakukannya! Konteks penting yang dari ayat ini terdapat dalam Kisah Para Rasul 8:1, dimana kita baca bahwa “Mereka semua … kecuali rasul-rasul tersebar,” dan (Kis. 8:4) “Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.” Kata yang diterjemahkan ‘memberitakan Injil’ adalah evangelizo dalam bahasa Yunani yang berarti ‘menginjili’. Artinya setiap orang kecuali para rasul pergi ke mana-mana menginjili! Kita tahu bahwa para rasul telah memberitakan Injil. Tetapi hal yang ditekankan penulis yang diilhami ini adalah bahwa setiap orang, selain para rasul, juga pergi dan menginjili.

G. Hasil Mula Penginjilan oleh Kaum Awam
Inilah cara Gereja Yesus Kristus dalam 300 tahun mencapai hasil yang paling mengagumkan. Seluruh praktik penyembahan berhala Kekaisaran Romawi dibabat dan dikalahkan oleh kuasa Injil Kristus, yang melalui bibir para murid yang telah ditaklukkan Kristus, mengarungi laut dan melintasi gurun, menembus hutan belantara, merembes masuk setiap kota besar dan kota kecil, dan akhirnya ke tingkat senat dan istana Romawi – sampai seorang kaisar Kristen dimahkotai. Bagaimana caranya? Karena setiap orang menginjili.
Gereja Kristen sedang berkembang begitu cepat, sehingga pada pertengahan abad kedua salah seorang pembela yang agung berkata, “Kami ada di mana-mana. Kami ada di kota Anda; kami ada di negara Anda; kami ada di angkatan darat dan angkatan laut Anda; kami ada di istana Anda; kami ada dalam senat; jumlah kami jauh melebihi siapapun.” Constantinus amat paham (apakah benar ia bertobat atau tidak, saya serahkan pada sejarawan) bahwa ia tidak mempunyai kesempatan menyatukan Kekaisaran Romawi atau memegang kekuasaan dan kekaisaran tanpa bantuan umat Kristen.

H. Perpecahan Antara Kaum Awam dan Pejabat Gereja
Pada tahun 300, gereja menunjukkan kekuatan yang begitu menonjol dan begitu cepat menyebar, hingga kelihatannya seluruh penduduk dapat diinjili pada tahun 500. Tetapi sesuatu telah terjadi. Pada tahun 313, Kaisar Constantinus memberlakukan Edict of Toleration (Edik Milana) yang mengakhiri penyiksaan kejam yang panjang atas diri orang Kristen. Pada dekade berikutnya sejumlah dekrit lain yang membantu umat Kristen telah dikeluarkan, sampai akhirnya seluruh Kekaisaran Romawi dinyatakan menjadi Kristen melalui perintah kaisar. Dengan demikian jutaan orang biadab membanjiri gereja, dengan membawa seluruh tahyul pemujaan berhala. Mereka bahkan tidak mengenal Injil yang mengubah hidup dan tentu saja, mereka tidak dapat keluar untuk memberi tahu yang lain tentang Injil. Jadi, sedikit demi sedikit, muncul ide bahwa antara pejabat gerejawi dan kaum awam terdapat pemisahan, dan tugas menginjil adalah tugas orang yang telah dilatih secara profesional. Jadi mereka membiarkan para pejabat gereja yang melakukannya. Kemudian terjadilah abad-abad ‘gelap’. Dengan hanya beberapa titik terang dalam sejarah gereja sejak waktu itu, kondisi yang menyedihkan itu telah berlanjut sampai zaman kita.

I. Biarkan Pejabat Gereja Melakukan Penginjilan
Iblis telah begitu sukses dengan akal bulusnya ini, sehingga diperkirakan 95% anggota gereja Amerika belum pernah mengajak orang lain datang kepada Kristus. Jadi pasukan Kristus telah menjadi jauh berkurang dan respon dari bangku gereja ialah ‘Biarkan pejabat gereja melakukan peginjilan.’ Saya bersyukur bahwa kini jelas terjadi kebalikan dari kecenderungan ini karena semakin banyak kaum awam dan gereja menyadari dan menerima tanggung jawab mereka untuk bersaksi.

J. Penginjilan Sebagai Suatu Gaya Hidup
Bukan pada hari-hari pertama saja orang-orang Kristen bersaksi, tetapi mereka bersaksi setiap hari dan kepada setiap orang yang mereka jumpai – khususnya kepada orang-orang yang menjadi sahabat, keluarga, kenalan, dan tetangga mereka. Sangat jelas dalam Perjanjian Baru bahwa menginjil bukan merupakan sebuah kegiatan khusus yang dilakukan pada waktu tertentu, seperti sekali dalam setahun, kunjungan sekali seminggu, tetapi merupakan kegiatan yang terus berlangsung oleh individu dan juga secara bersama yang menyebarkan pengalaman dan pengetahuan mengenai Kristus. Setiap orang Kristen bertanggung jawab untuk menyatakan Injil dalam kehidupan sehari-hari. Kristus di sumur (Yoh. 4), Andreas dengan saudaranya Petrus (Yoh. 1), Filipus dengan saudaranya Natanael (Yoh. 1), Petrus di gerbang Bait Allah (Kis. 3), dan Paulus dalam penjara di Filipi (Kis. 16:22-34) adalah contoh-contoh yang jelas tentang bagaimana Kristus dan orang percaya mula-mula menggunakan hubungan-hubungan mereka sebagai jembatan menyebarkan Injil.
Dalam Ledakan Penginjilan kami berusaha melatih kaum awam bukan hanya untuk bersaksi melalui kunjungan seminggu sekali dan dalam praktik lapangan, tetapi sepanjang minggu sebagai suatu gaya hidup kepada orang-orang yang dengan mereka sudah dikembangkan hubungan kepercayaan. Kami mendorong kaum awam untuk mengembangkan hubungan-hubungan baru, sehingga mereka dapat bercerita tentang Kristus. Kemudian kami melatih mereka cara bersaksi dengan efektif supaya ketika kesempatan muncul, mereka sudah siap untuk membagi Injil kepada orang-orang yang sudah dipersiapkan oleh Allah, Roh Kudus.






0 comments:

Post a Comment