Powered by Blogger.

Pages

Monday 20 January 2014

Rahasia Kerajaan Sorga






Ringkasan Khotbah Minggu, 10 November 2013
Pdt. N.Runkat

Wahyu 5: 9
(9)  Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya:"Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. 
Suatu Penglihatan yang oleh diperlihatkan Allah kepada Yohanes dan dicatat dalam Kitab Wahyu tentang kebesaran Allah yang tidak pernah berubah sejak dunia dijadikan hingga pada akhir zaman. Pasal ini menggambarkan tentang suatu Kitab yang dimaterai dan tidak ada seorangpun yang dapat membuka materai pada gulungan kitab itu. Materai dalam suatu surat atau kitab menandakan bahwa isi dari surat atau kitab itu begitu berharga dan seringkali bersifat rahasia sehingga tidak banyak orang dapat melihat isi surat atau kitab yang sudah dimaterai kecuali telah dibuka oleh seseorang yang dianggap layak atau mempunyai kekuasaan mutlak untuk membukanya.

Tetapi ada Pujian atau Nyanyian yang dikumandangkan bahwa Anak Domba layak menerima kitab itu dan membuka meterainya. Pujian ini bukan sembarang lagu tetapi suatu Nyanyian Baru tentang pengagungan kepada Anak Domba. Memuji Tuhan merupakan suatu bentuk melayani Tuhan dan didalam pujian kepada Tuhan mengandung KUASA. Bila kita melayani Tuhan dengan memuji Tuhan penuh dengan Roh Kudus akan membakar semangat orang lain yang mendengar bahkan mengundang Hadirat Tuhan turun. Maka dapat dikatakan kita adalah Pelayan-Pelayan Anak Domba Allah. Jika kita berbicara tentang Pelayan maka itu berarti dalam segala aspek hidup kita melayani Anak Domba Allah; Memuji Tuhan, bersaksi memberitakan Injil Keslamatan, Hidup sesuai dengan kehendak Tuhan sehingga menjadi berkat untuk orang lain.

Ada aspek lain tentang menjadi seorang Pelayan Anak Domba karena Dialah yang layak membuka meterai kitab seperti yang terdapat pada ayat 9. Kitab dipegang Tuhan Yesus dan Ialah yang membukanya untuk kita. Orang-orang yang Melayani Tuhanlah yang akan menerima setiap Rahasia Firman Tuhan yang sudah dibuka oleh Tuhan Yesus. Melalui Korban DarahNya, Dia telah Lunas membayar setiap hutang dosa seluruh umat manusia. Kepada orang yang Percaya kepadaNya, setia melayaniNya dan dekat padaNya akan dibuka seluruh Rahasia Firman Allah.
1 Korintus 2:10 " Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah."
Kita bisa mengerti isi hati Allah karena Roh Kudus yang menyatakannya kepada kita. Bahkan dalam Matius 13:10-17 Tuhan Yesus mengajar orang banyak dalam bentuk perumpamaan sehingga murid-muridNya heran. Tetapi Tuhan Yesus menjelaskan bahwa kepada murid-muridNya diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga. Hanya orang yang dekat dan mau melayani Tuhan yang akan diberitakan Rahasia Kerajaan Sorga. Sangat Luar biasa! Karena semakin kita mau melayani Tuhan dan mencari kebenaran Firman Tuhan maka kepada kitalah Rahasia Sorga itu akan dibuka. Bahkan semakin kita menerimanya dan memiliki pengetahuan akan isi hati Allah maka Allah akan terus memberikannya pada kita hingga berkelimpahan. PUJI TUHAN!

Rahasia Sorga yakni isi hati Allah sendiri kita terima agar kita dapat  mengerti kehendak Allah dalam kehidupan kita. Salah satu syaratnya adalah:
Roma 12: 1-2 "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Semakin hari kita akan selalu disempurnakan oleh Tuhan untuk mengerti setiap Rahasia Sorga yaitu membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang SEMPURNA.

HALELUYA.



 


Monday 6 January 2014

Prinsip Korban Persepuluhan yang Alkitabiah (bagian 2)


Oleh : Pdt. Elsye Runkat




sambungan dari seri Pelajaran Alkitab "Prinsip Korban Persepuluhan yang Alkitabiah (bagian 1)"


F.   Maksud dan Tujuan Korban Persepuluhan
  • Karena Persembahan Persepuluhan sangat berkenan di hadapan Allah maka tujuan utama korban itu adalah untuk menyukakan hati Allah (Mal 3:6-7,12).
  •   Untuk membuat nama Tuhan diam di dalam rumah-Nya (Ul 14:23) 
  •   Belajar untuk selalu takut akan Tuhan, Ul 14:23
  •   Untuk membalas pekerjaan yang dilakukan orang Lewi dalam Kemah Pertemuan (Bil 18:21,31), yang menerima jabatan imam (Ibr 7:5).
  •  Ada persediaan makanan di rumah Tuhan (Mal 3:10)



G.   Sumber hasil sebagai korban persepuluhan

Abraham telah memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik, Ibr 7:4. Orang Israel diperintahkan untuk melakukan persepuluhan itu dari hasil tanah maupun dari buah pohon-pohonan, dari lembu sapi atau kambing domba (Imamat 27:30-33), dari gandum di tempat pengirikan, hasil dari tempat pemerasan anggur (Bil 18:27), dari hasil benih yang tumbuh di ladang (Ul 14:22), bila tempat untuk membawa persepuluhan itu terlalu jauh, maka harus diuangkan (Ul 14:24-25). Umat Israel memberi korban persepuluhan berdasarkan imamat Harun, dimana Imam Besar Harun harus berulang-ulang setiap tahun harus membawa darah domba jantan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran yang dibuat umatnya dengan tidak sadar (Ibr 9:6-7), padahal persembahan korban darah itu tidak dapat menyempurnakan mereka.
Dalam Kitab Perjanjian Baru, persembahan yang bersifat bendawi sebagian besar diberikan dalam bentuk keuangan (II Kor 8-9), demikian pula korban persepuluhan diberikan dalam bentuk mata uang untuk lebih efektif dan efisien. Sumber hasil sebagai korban persepuluhan adalah dari setiap penghasilan yang diterima dalam jerih lelah atau pekerjaan dan setiap hasil dari pemberian seseorang. Singkatnya, dari seluruh pemasukan yang diterima. Mengenai waktu pemberian adalah relatif, kebiasaan pada beberapa kalangan adalah menyesuaikan gaji atau upah atau keuntungan dalam satu bulan.
Namun, makna kebenaran korban persepuluhan itu haruslah berdasarkan keimamat Melkisedek di mana Yesus Kristus adalah Imam Besar yang telah mengorbankan darah-Nya sendiri yang tidak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia, sekali untuk semua manusia dan telah masuk ke dalam sorga untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita agar kita dapat beribadah kepada Allah ( Ibr 9:11-12,14,24-26). Makna kebenaran itu harus menyertai sikap hati orang percaya yang mempersembahkan persepuluhan, sehingga korban itu tidak sia-sia, tetapi menyenagkan hati Tuhan. Setiap hasil yang didapat adalah berkat dari Tuhan, dan sudah sepantasnya Allah menerima MILIK-NYA, yaitu persepuluhan orang percaya.

H.   Tempat membawa korban persepuluhan

Dalam PL, Allah mendirikan sebuah tempat satu-satunya untuk mempersembahkan korban, termasuk korban persepuluhan (Ul 12:5,6), yaitu Kemah Pertemuan. PL menyebutkan juga dengan “rumah perbendaharaan” sebagai rumah Tuhan (Mal 3:10), bilik-bilik perbendaharaan di rumah Allah (Nehemia 10:39). Bait Suci sebagai tempat ibadah merupakan ikatan persekutuan. Karena hal terpenting dari suatu tempat ibadah bagi Allah adalah hal ibadah kepada Allah.
Ketika Kristus datang, Allah membangun gereja Yesus Kristus (Matius 16:18). Jadi orang percaya yang beribadah adalah gereja yang dibangun oleh Yesus Kristus. Dalam Yesus Kristus, kekristenan merupakan “anggur baru” yang dituangkan ke dalam kantong anggur yang baru pula (Mat 9:17). Artinya, gereja bukanlah kelanjutan Bait Allah orang Israel yang diatur oleh hukum Taurat, atau yang bekerja dengan sistem/metode perbuatan baik dan korban darah binatang dan bukan kasih karunia oleh iman dalam Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Pendiri Gereja, Dia adalah Dasarnya (I Kor 3:11). Dia telah menjadi Batu Penjuru melalui kematian dan kebangkitan-Nya (Kis 4:11; Efs 2:20). Ia menebus gereja dengan Darah-Nya sendiri (Kisah 20:28). Kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga menjadikan Dia sebagai Kepala dari gereja (Efs 1:20-23), dan dengan kemampuan-Nya, antara lain, Ia memberikan berbagai karunia kepada anggota-anggota tubuh-Nya. Dan pada saat Roh Kudus untuk pertama kali dicurahkan, yaitu kepada murid-murid-Nya yang setia menunggu janji Bapa di kamar loteng di Yerusalem, adalah saat Ia mengirimkan Roh Kudus yang menghidupkan gereja sehingga sungguh-sungguh berfungsi (Kisah 2:33). Saat itulah lahirnya Gereja Yesus Kristus (Kisah 2:1-4). Gereja telah dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, sedangkan dasar dari pengajaran para rasul dan para nabi adalah Yesus Kristus (Efs 2:20,21; I Kor 3:11). Orang percaya secara pribadi adalah gereja individu.
Zaman sekarang ini kita mengenal adanya “Gereja Lokal”. Pada waktu para rasul bergerak ke daerah-daerah sekitar Yerusalem, mulailah didirikan gereja-gereja lokal, selain gereja lokal yang sudah berdiri di Yerusalem. Waktu orang-orang bertobat dan berbalik kepada Tuhan di berbagai daerah, mereka berkumpul dan membentuk jemaat-jemaat local. PB benar-benar menyatakan cirri-ciri umum dari sebuah perhimpunan local (Kisah 8:1; 11:22; 20:17; Roma 16:1; I Kor 1:2; II Kor 1:1; Kol 4:16: I Tes 1:1; II Tes 1:1; Gal 1:2, I Tes 2:14; Wah 1:4.
Semua gereja lokal ini bersama-sama harus merupakan replica yang tepat dari gereja secara universal. Gereja Lokal merupakan sebuah perhimpunan dari orang-orang percaya yang mengakui Kristus, yang telah dibaptiskan dan terorganisasi untuk melaksanakan kehendak Allah (Kisah 14:23). Orang percaya yang telah mengalami kelahiran baru atau menjadi “manusia baru” ini dilahirkan ke dalam “Tubuh Kristus”, sehingga dapat menyatu dengan Kristus sebagai Kepala Tubuh, yaitu jemaat atau gereja. Gereja individu harus ada dalam sebuah perhimpunan orang percaya lainnya, sehingga membentuk Gereja Lokal agar dapat menjalani hidup yang teratur, terpimpin, bertumbuh dan berbuah-buah bagi Allah. Hal ini mencakup beberapa hal di mana semua anggota jemaat terlibat di dalamnya, yaitu: mentaati peraturan-peraturan yang ditetapkan berdasarkan Firman Allah, menjalankan sakramen baptisan air dan Perjamuan Suci, memberitakan Injil, membangun orang-orang percaya, melakukan ibadah, memberikan persembahan, melakukan pelayanan kepada semua kelompok usia, dsb (Gal 6:1-10; 1 Tes 5:11-15). Dengan demikian terjalin kesatuan di antara sesama orang percaya dan kepada Kristus, Kepala Gereja.
Perhimpunan orang-orang percaya dalam Gereja Lokal tentu harus terdapat kepemimpinan Gereja yang mengatur dan memimpin jalannya kegiatan ibadah dan pelayanan suatu wadah yaitu  Gereja Local.  Mereka ditetapkan oleh rasul-rasul Yesus Kristus (Kisah 2:41; 4:4; 6:1-7; 4:32-37; 11:30;14:23;15:6;16:4), dengan demikian korban pesepuluhan pun dibawa dalam suatu wadah Gereja Lokal. Para Rasul telah diberikan kepercayaan oleh Imam Besar Yesus Kristus untuk mengatur berdirinya sebuah Gereja Lokal. Karena anggota-anggotanya sudah merupakan anggota sejati, maka mereka merasa terdorong untuk mengorganisasi jemaat-jemaat lokal agar perubahan-perubahan dan pembaharuan batin yang terjadi sebagai akibat iman kepada Kristus dapat diwujudkan untuk kepentingan bersama dan penyelamatan setiap orang yang belum percaya.

I.   Penerima korban persepuluhan

Setiap korban persepuluhan ditujukan untuk Yesus Kristus sebagai Imam Besar untuk selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek. Allah mempercayakan anak-anak Lewi dengan jabatan imam dalam rumah Tuhan untuk menerima atau memungut persepuluhan dari umat Israel sebagai milik pusakanya sekalipun itu dilakukan menurut hukum Taurat (Bil 18:21), tetapi oleh Perjanjian Baru hal itu lebih kepada apa yang telah  dilakukan dengan perantaraan Abraham (Ibr 7:9).
Dalam  PB, jabatan keimamam dalam rumah Tuhan tetap dilanjutkan tetapi Imam Besar yang menjadi kepala Rumah Tuhan bukanlah Imam besar Harun melainkan Imam Besar Yesus Kristus yang telah menjadi Imam Besar untuk selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek. PB tetap menetapkan hal persepuluhan sebagai bagian dari orang-orang yang percaya untuk dilakukan dengan mengambil contoh Abraham, bapa semua orang percaya. Dengan demikian orang-orang percaya PB sampai akhir zaman tetap melakukan korban persepuluhan di hadapan Allah kepada Imam Besar Yesus Kristus.
Yesus Kristus adalah Kepala Gereja dan telah menetapkan sekaligus mempercayakan pengaturan suatu gereja lokal kepada rasul-rasulNya. Dalam PB kita mengetahui bahwa rasul-rasul itu telah “menetapkan penatua-penatua” dalam gereja lokal (Titus 1:5; Kisah 14:23). Selanjutnya gereja lokal di Yerusalem menugaskan tujuh orang, para diaken, pengurus untuk menyediakan kebutuhan anggota-anggota yang miskin (Kisah 6:1-7). Mereka disebut pejabat-pejabat gereja.
Gembala atau penatua atau penilik jemaat adalah satu jabatan yang dipercayakan kepada satu orang dalam suatu gereja lokal dalam PB, Kisah 20:17,28, I Petrus 5:1,2, II Yoh 1:, II Yoh 1, Titus 1:5-9, Ef 4:11, Ibr 13:20, I Petrus 2:25.
Sehubungan tugas Gembala adalah mengurus, memelihara, dan memimpin Jemaat Allah dalam suatu gereja lokal ( I Timotius 3:4; 5:17; I Petrus 5:1-4) dan bertanggung jawab mengatur tugas keimaman dan pelayanan dalam perhimpunan ibadah umat Allah dalam suatu gereja lokal, maka korban persepuluhan yang memiliki hubungan erat dengan sakramen Perjamuan Kudus sehubungan dengan keimamatan Melkisedek, di mana Yesus Kristus sebagai Imam Besar untuk selama-lamanya bagi orang percaya, berhak untuk menerima MILIK TUHAN itu. Gembala atau penatua atau penilik jemaat, yang bertanggung jawab secara langsung mengenai kepemimpinan dalam Jemaat atau Gereja Lokal kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Gembala Agung segala domba (I Tim 5:17-18; Ibr 13:20; I Ptr 5:4), maka prioritas menerima dan mengatur setiap korban persembahan Jemaat Gereja Lokal, khususnya korban persepuluhan, adalah hak dan kewajiban Gembala Jemaat, I Kor 9:11-13. Karena delegasi dan otoritas kepemimpinan dan jabatan keimaman dalam Imam Besar Yesus Kristus dalam gereja local dipercayakan kepada Gembala Jemaat.
Korban persembahan dan korban persepuluhan umat Tuhan dalam gereja bukanlah bagian dari pengadaan dana, tetapi bagian MILIK ALLAH yang menjadi hak pemberita firman dan Gembala sebagai pemelihara kehidupan rohani jemaat dengan doa dan pelayanan Firman. Sedangkan segi pengadaan keuangan/dana dan materiil dalam pelayanan meja atau diakonia suatu gereja lokal dipercayakan kepada Diaken untuk mengadakan, mengelola dan mengaturnya agar anggota jemaat yang miskin, janda, dan yatim piatu dapat terlayani dan tercukupi kebutuhannya (Kisah 6:1-7).
Persembahan persepuluhan adalah salah satu dari korban tantangan yang diberikan di hadapan Tuhan, tetapi memiliki makna kepemimpinan Yesus Kristus sebagai Raja Kebenaran dan Raja Damai (Yes 9:5-6) bahkan Raja segala raja, serta pengakuan iman orang percaya terhadap keimamatan Melkisedek dalam Imam Besar Yesus Kristus.



Prinsip Korban Persepuluhan yang Alkitabiah (bagian 1)


Oleh : Pdt. Elsye Runkat


A. Dasar Peraturan

Dalam Alkitab kita temui dua peraturan yang mendasari korban persepuluhan, yaitu :

1.   Imamat Harun (Lewi), membayar persepuluhan kepada Melkisedek Ibrani 7:810  ; Bilangan18:21-32

2.   Imamat Melkisedek Kejadian 14:18-20 ; Ibrani 7: 1-10
      Persepuluhan tidak berasal dari hukum Taurat melainkan dari suatu pernyataan iman dan kasih terhadap anugerah dan berkat Tuhan dalam kehidupan Abraham, bapa semua orang percaya. Ternyata Lewi pun membayar persepuluhan kepada Melkisedek, Ibr 7:9-10.


            Perjanjian Baru dan Gereja Tuhan di akhir zaman mendasari korban persepuluhan itu menurut IMAMAT MELKISEDEK, yaitu Imamat Rajani, karena Imamat Melkisedek lebih agung dari Imamat Harun. Dasar Peraturan Imamat Melkisedek adalah Perjanjian Allah dengan Abraham (Ibrani 7:20-21). Perjanjian Musa, yaitu hukum Taurat, ditambahkan karena pelanggaran umat Israel (Galatia 3:19), berlaku hanya sampai digenapi oleh Kristus dan telah digenapi-Nya dan dibatalkan-Nya, Matius 5:17-18; Efesus 2:15; Ibrani 7:18-19; 10:8-9; Roma 10:4. Perjanjian yang diberikan kepada Abraham adalah Perjanjian yang kekal/tidak berubah (Ibrani 7:3-25) dan diteguhkan dalam Perjanjian Daud (2 Sam 7) dan digenapi, tidak dapat dibatalkan (Ibrani 6:13-18) serta dilanjutkan dalam Perjanjian Baru. Ini adalah perjanjian yang selama-lamanya berlaku bagi kita, Galatia 3:5-29; Ibrani 6:13-20; 7:22; 13:20. Ditetapkan oleh Allah, Ibrani 7:28, sedangkan imamat Harun ditetapkan oleh Taurat.

Yesus Kristus adalah penggenapan Perjanjian Allah dengan Abraham (Ibrani 6:17-18; Galatia 3:15-25). Melkisedek menyatakan diri kepada Abraham dan telah memperlihatkan kepadanya sarana penggenapan Perjanjian itu, yaitu, melalui TUBUH (roti) dan DARAH (anggur) Yesus Kristus. Sejak awal, kesudahannya sudah dinyatakan (Yesaya 46:9-10; 48:3; Amos 3:7). Waktu Yesus memberitahukan orang-orang Farisi tentang pengetahuan Abraham mengenai karya-Nya maka mereka mengambil batu untuk membunuh-Nya (Yohanes 8:56-59). Mereka telah mengerti penjelasan Yesus mengandung arti bahwa Abraham pernah berjumpa dengan Yesus. Yesus adalah Melkisedek abadi kita, Imam Besar dari Allah Yang Mahatinggi yang bertemu dengan Abraham. Melkisedek adalah suatu manifestasi Yesus Kristus,   pra-penjelmaan, kepada Abraham.

Jadi korban persepuluhan yang kita lakukan adalah dalam Imamat Melkisedek yang berdasarkan perjanjian Abraham, yaitu dalam Karya Keselamatan Yesus Kristus, melalui TUBUH dan DARAH-Nya.

B.   Makna Kebenaran

Korban persepuluhan dalam Imamat Melkisedek memiliki makna sesuai dengan arti nama dan kedudukan Melkisedek, yaitu: Raja Kebenaran, Raja Salem/Damai Sejahtera, Imam Allah Yang Mahatinggi (Ibrani 7:1-3). Raja Kebenaran menuntut keadilan, DOSA DIHUKUM, Yeh 18:4; Roma 6:23; 3:11-12,23; 5:10. Raja Damai menuntut perdamaian, KESELAMATAN DISEDIAKAN, I Tim 2:4; 2 Ptr 3:9. Yesus Kristus sebagai Imam Besar menurut Melkisedek Ibrani 6:20; 7:17, yang adalah manusia dan sekaligus Allah, dapat memenuhi semua yang diperlukan bagi keselamatan dan kesempurnaan manusia dengan menyediakan prinsip baru sebagai jalan hidup dan baru, yaitu PENJELMAAN dan SALIB. Untuk memuaskan tuntutan Raja Kebenaran dan Raja Damai harus ada jalan menghukum dosa dan sekaligus membuka jalan perdamaian. Salib Kristus dalah satu-satunya jawaban. Dosa telah dihukum dan rekonsiliasi sempurna diadakan Yesus di kayu salib.

Yesus harus mengalami penderitaan sebagai Manusia sebab itu Ia harus menjelma menjadi manusia, dan memenuhi semua persyaratan sebagai Imam Besar supaya Ia dapat diperlengkapi secara sempurna bagi tugas Imam Besar. Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, . . .Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat kudus …dengan membawa darah-Nya sendiri…betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup (Ibrani 9:11-14).
Maka makna kebenaran persepuluhan orang percaya di dalam Kristus adalah:
1)    Mengakui Yesus Kristus sebagai Imam Besar yang berhak menerima persepuluhan dari keturunan Abraham, yaitu orang-orang yang dibenarkan karena iman kepada Allah dalam Yesus Kristus dan diberkati bersama-sama Abraham, Gal 3:6-14.
2)    Menerima karya keselamatan Yesus Kristus dalam Pribadi dan menjadikan Yesus Kristus satu-satunya Allah yang benar dan kekal dan Juruselamat dunia, 1 Yoh 5:20
3)    Menerima hanya Tubuh dan DArah Kristus sebagai korban keselamatan yang menebus kita dari segala dosa melalui sakramen Perjamuan Kudus untuk mempersatukan kita dengan Allah dan sesama orang percaya di dalam Tubuh Kristus dan siap memberitakan Injil Kristus sampai Tuhan datang kedua kalinya. I Kor 11:23-30.
4)    Percaya bahwa Yesus Kristus adalah Jalan dan Kebenaran dan Hidup serta menjalani hidup sebagai pengikut-pengikut Kristus, Yoh 14:6
5)    Bukti orang percaya mengasihi Yesus Kristus, Yoh 14:15,21
6)    Bukti bahwa orang percaya adalah berasal dari Allah, tidak mengasihi dunia, 1 Yoh 2:15-17
7)    Bukti orang percaya rela untuk menjadi persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah, dalam kesetiaan hidup yang beribadah hanya kepada Allah dalam Kristus. RM 12:1.
8)    Bukti orang percaya yang berbahagia karena tidak menipu Allah, tetapi mentaati dan menghormati Allah dalam perintah-perintah-Nya, Maleakhi 3:6-12.
9)    Bukti orang percaya yang melimpah dengan ucapan syukur dan kaya dalam pelayanan kasih, 2 Kor 8-9.
10) Mengakui bahwa Allahlah yang memberkati, sehingga orang percaya dapat bekerja dan menerima hasil dalam segala usahanya di atas bumi, Kejadian 14:18-20; 38:22; Ul 8:18; Yak 1:5; I Tim 6:13; Efs 4:8
11) Mengakui bahwa sepersepuluh dari segala penghasilan dan segala yang diterimanya adalah MILIK TUHAN, suatu persembahan yang kudus bagi TUHAN, bagian dari pelayanan dan ibadah umat Tuhan, Imamat 27:30, dan kehendak Tuhan yang harus dilakukan, Maleakhi 3:10; 2 Raja 12;4; I Taw 16:29.
12) Mengakui Yesus Kristus sebagai Pengantara Perjanjian Baru yang mengikatkan orang percaya dengan Tuhan untuk selama-lamanya, bahwa orang percaya adalah umat Tuhan dan telah mengalami pengampunan dosa, terpanggil untuk menerima bagian kekal yang dijanjikan, Ibrani 8:6-12; 9:15.
13) Menyatakan kesaksian kita kepada dunia bahwa Kristus hidup, Ibrani 7:8
14) Mengakui kepemimpinan dan kekuasaan Kristus sebagai Raja Kebenaran dan Raja Damai, bahkan Raja di atas segala raja dalam Pemerintahan dan Kerajaan yang kekal, Yes 9:5; I Kor 15:25; I Tim 6:15; Wahyu 17:14; 19:16.

C.   Sikap yang benar

-       Segenap hati, Kol 3:23; Ef 6:6;2 Taw 31:21; Mzm 119:69.
-       Hati nurani yang murni, I Ptr 3:16.
-       Setia,taat, tulus 2 Taw 31:12, Titus 2:9-10; Mat 23:23
-       Rela memberikan kepada Tuhan, I Taw 29:5; 2 Kor 8:12;9:7
-       Rendah hati, Ams 21:14; Yak 4:10
-       Memberi dalam kekurangan, Mark 12:44; Luk 21:4
-       Jujur, tidak curang,Titus 2:7-10
-      Hormat dan takut kepada Allah, I Ptr 3:15; Ibr 12:28;Pengk 12:13;Ul 6:2,13;10:12Ams 15:16;Kis 9:31; Kol 3:22;Mzm 34:10;111;5
-       Sukacita, mengucap syukur,Mzm 100:2;Rm 12:8; 2 Kor 8:2;9:7
-       Keadilan dan kasih, Lukas 11:42; Mat 23:23

D.    Kewajiban semua orang percaya

Setiap orang Kristen yang mengaku percaya kepada Kristus adalah keturunan Abraham. Orang Israel dan suku Lewi telah memberi persepuluhan dengan perantaraan Abraham bukan hanya karena hukum Taurat. Perjanjian Baru menegaskan suku Lewi yang seharusnya menerima persepuluhan dari umat Israel sehubungan dengan jabatannya sebagai imam (Ibr 7:5), ternyata juga memberi persepuluhan karena mereka adalah keturunan Abraham, berada dalam tubuh bapa leluhurnya, ketika Melkisedek menyongsong bapa leluhurnya itu (Ibr 7:9-10;). Artinya, sekalipun mereka berada dalam keimamatan Harun tetapi suku Lewi memberi persepuluhan sebagai keturunan Abraham, sehingga secara tidak langsung persepuluhan itu diberikan kepada Imam Allah yang Mahatinggi yaitu Melkisedek, yang telah memberkati Abraham.

Orang yang percaya kepada Allah dalam Tuhan Yesus Kristus juga disebut keturunan Abraham, karena hidup dari iman Abraham (Gal 3:29, Roma 4:16). Dengan demikian bila Abraham memberikan persepuluhan kepada Allah melalui Imam Melkisedek demikian pula orang percaya harus berlaku sama dengan Abraham yaitu memberikan persepuluhan kepada Allah dalam Yesus Kristus yang telah menjadi Imam Besar untuk selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek (Ibr 5:5-10; 6:20; 7:17).

E.   Manfaat dan akibat mengenai korban persepuluhan
  • Disebut sebagai orang yang berbahagia, karena Tuhan berkenan dan mencurahkan berkat sampai berkelimpahan bagi orang percaya yang membawa seluruh persembahan persepuluhan (Mal 3:10,12; Ul 26:15)
  • Segala belalang pelahap yang menghabiskan hasil tanah dan menyebabkan pohon anggur di ladang tidak berbuah akan dihardik oleh Tuhan (Mal 3:11).
  • Tidak mempersembahkan persepuluhan adalah mendatangkan dosa yaitu  melanggar kekudusan persembahan kudus sehingga berakibat kematian (Bil 18:32).


bersambung ke Seri Pelajaran Alkitab "Prinsip Korban Persepuluhan yang Alkitabiah (bagian 2)"












Wednesday 1 January 2014

Selamat Tahun Baru




 Gembala dan segenap Sidang Jemaat 
Gereja Pantekosta di Indonesia Jemaat Negara 
mengucapkan :


Selamat Tahun Baru
01 Januari 2014

Tuhan Yesus memberkati




Old and New



Puji Tuhan.. Kita sudah meninggalkan tahun 2013. Masuk pada tahun yang baru. Banyak kenangan yang manis, indah dan juga pengalaman-pengalaman pahit yang kita alami di tahun yang lama. Doa dan pengharapan kita panjatkan supaya Tuhan beserta di tahun yang baru ini. 

Sudah ribuan tahun sejak penanggalan kalender Masehi, manusia merayakan pergantian tahun pada 31 desember untuk masuk pada tanggal 1 Januari. Secara lahiriah kita memang mengganti kalender, memulai pembukuan keuangan yang baru dan lain sebagainya. Bahkan sesuai kebiasaan yang sering dilakukan pada malam pergantian tahun yaitu mengadakan pesta Old and New. Meninggalkan tahun yang lama dan merayakan datangnya tahun yang baru. 

Dunia ini memang selalu mengalami perubahan tiap tahunnya dari segala bidang, mulai dari trend mode fashion, arsitektur, kebijakan politik dan ekonomi, teknologi informasi, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Hal-hal yang dianggap sudah usang atau tidak mengikuti trend lambat laun akan ditinggalkan oleh manusia. Perubahan yang terjadi ini membuat manusia seringkali ragu untuk masuk di tahun yang baru. Alhasil prediksi-prediksi dari para pakar ekonomi, politik seringkali sangat ditunggu. Bahkan paranormal, dukun seringkali laris manis pada saat pergantian tahun. Semua itu dikarenakan pada dasarnya manusia mengalami ketakutan dan kebimbangan saat menghadapi tahun yang baru. 

Tetapi kita sebagai anak Tuhan mempunyai jaminan pasti. Di dalam Tuhan tidak ada yang usang, FirmanNya dari dahulu sekarang dan selamanya tidak pernah berubah. JanjiNya untuk menyertai kita selalu pasti dan tidak pernah berubah. Kasih dan RahmatNya selalu baru tiap hari, tidak perlu menunggu pergantian kalender tiap tahun tetapi setiap pagi kita dipelihara dengan Kasih Tuhan. -DHK-

Ratapan 3
(22) Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
(23) selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!



Selamat tahun baru. Tuhan menyertai di tahun 2014.