Powered by Blogger.

Pages

Friday 20 December 2013

Sukacita Menjelang Perayaan Natal




Bacaan Renungan Firman Tuhan : Lukas 1:39-45

Lukas 1:44 "Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan."


Setiap mendekati perayaan natal, pohon terang mulai dipasang, pernak pernik hiasan natal memenuhi seluruh pusat pembelanjaan dan lagu-lagu natal yang ceria mulai terdengar dimana-mana. Bahkan di setiap gereja mulai diadakan perayaan natal yang begitu menarik dan membawa berbagai pesan natal yang membawa sukacita. Ya, perayaan natal memang identik dengan suasana keceriaan, sukacita dan kedamaian. Bahkan hampir seluruh penduduk di seluruh dunia juga bisa merasakan sukacita natal ini setiap bulan Desember.


Kalau kita mau kembali pada kisah kelahiran Yesus di dalam dunia ini, sukacita itu dirasakan oleh kedua wanita yang dikisahkan dalam Lukas 1:39-45, Maria dan Elisabet. Saat itu Maria sedang mengandung Yesus dan Elisabeth sedang mengandung Yohanes pembabtis. Kedua wanita ini bisa dikatakan sangat istimewa karena menerima Kasih Karunia yang sangat besar dari Surga, karena Maria mengandung bukan dari benih duniawi tetapi dari Surga. Maria mendapatkan Karunia yang sangat besar karena ia terpilih sebagai ibu dari Juruslamat, Anak Allah, Raja segala raja. Sedangkan Elisabeth juga mendapat karunia yang besar karena mengandung pada masa usia yang sudah tua. Dunia mengatakan ia mandul, tetapi Tuhan menyatakan karunianya untuk membuka kandungannya.

Kasih Karunia yang mereka berdua terima dari Tuhan sangat besar dan membawa sukacita. Inilah awal dari sukacita yang kita rayakan setiap tahun di bulan Desember. Bahkan Yohanes Pembabtis ketika masih di kandungan ibunya melonjak kegirangan ketika mendengar salam dari Maria. Peristiwa ini sangat besar, bahkan sampai ribuan tahun manusia tetap merayakan sukacita ini. Namun walaupun Maria dan Elisabeth mendapat Kasih Karunia yang besar dari Surga tetapi mereka tetaplah orang-orang yang rendah hati dan sederhana. Walaupun Elisabeth merupakan istri dari seorang imam tetapi ketika bertemu dengan Maria dia berkata Lukas 1:43 "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" Elisabeth memberikan pengakuan tetang kebesaran Yesus sebagai Tuhan dan Maria sebagai ibu Yesus. Bahkan Maria walaupun mendapat Karunia yang besar untuk mengandung seorang Juruslamat namun memberikan pengakuan pada Lukas 1:38a "Kata Maria:"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan..." Maria memposisikan dirinya sebagai Hamba, suatu contoh Sukacita Natal yang sederhana tetapi penuh dengan berkat.

Menjelang hari Natal ini, sukacita yang ditawarkan juga seringkali berbeda. Perayaan Natal di dunia penuh dengan unsur komersil, Perayaan Natal di Gereja pun seringkali mengalami berbagai perdebatan dan konflik antar panitia perayaan Natal. Mari kita berkaca pada kisah awal Natal, Sukacita yang dialami Maria dan Elisabeth begitu indah mereka rasakan. Tidak dengan kemewahan namun penuh kesederhanaan di dalam Kasih Karunia Roh Kudus yang mereka alami. Biarlah Roh Kudus senantiasa menjamah hati kita supaya bisa merayakan natal sambil melonjak kegirangan seperti yang dialami Yohanes Pembabtis saat di dalam rahim ibunya.-YK-

Yesaya 9
(2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.
(4) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.



0 comments:

Post a Comment