Powered by Blogger.

Pages

Tuesday 17 December 2013

Pujian yang Mengundang Kedasyatan Tuhan





Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 27 Oktober 2013
Pdt. Noch Runkat

Mazmur 29:10 " TUHAN bersemayam di atas air bah, TUHAN bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya"

Air bah mengingatkan kita akan peristiwa pada zaman nabi Nuh dimana Allah menghukum manusia dengan mendatangkan hujan yang begitu lebatnya sehingga terjadi peristiwa air bah. Kekuatan air bah sangat dahsyat sehingga seluruh kehidupan di muka bumi ini musnah kecuali Nabi Nuh dan keluarganya serta hewan yang telah 'diamankan' di dalam bahtera Nuh. Walaupun Allah sudah berjanji tidak akan mendatangkan air bah lagi di dunia, mungkin kita bisa berkaca pada bencana Tsunami yang akhir-akhir ini sering terjadi. Sangat mengerikan dampak yang ditimbulkan oleh Tsunami hingga banyak korban jiwa. Bila dibandingkan Tsunami dan air bah tentu saja air bah lebih dasyat karna air bah mengakibatkan seluruh permukaan bumi tertutup oleh air.

Dapat kita bayangkan keberadaan Tuhan bersemayam di atas air bah, sungguh kedasyatan yang luar biasa. Tercatat juga kata 'air bah' dalam Wahyu 14 (1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis namaNya dan nama BapaNya (2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. (4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. (5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Kemuliaan Tuhan yang bersemayam di atas air bah juga diceritakan dalam kitab Wahyu ini tentang penglihatan adanya orang-orang yang menyanyikan pujian kepada Tuhan. Suara pujian dan musik kecapi itu terdengar seperti desau air bah hingga bisa kita bayangkan betapa dasyatnya pujian itu. Dan di dalam pujian yang seperti inilah Tuhan bersemayam dan menunjukkan kehadiranNya.

Alangkah indah hidup ini bila kita selalu hidup di dalam HadiratNya. Bila Tuhan hadir, kita tidak perlu takut akan apapun juga, karena Dia selalu beri kemenangan dalam hidup kita. Tetapi dalam Wahyu 14, Yohanes mendengar pujian yang mendatangkan Hadirat Tuhan itu dinyanyikan oleh seratus empat puluh empat ribu orang. Siapakah orang-orang ini? bisa kita lihat pada ayat yang ke 4-5. Mereka mempunyai kriteria sebagai orang-orang yang mampu mengangkat pujian hingga terdengar bagaikan desau air bah sehingga mengundang Hadirat Tuhan turun. Mereka adalah orang-orang murni, perawan artinya bukan orang yang tercemar dan tidak mengikuti keinginan dunia, mereka selalu mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi artinya orang yang selalu ingin dekat dengan Tuhan, bahkan tidak ada dusta dalam mulutnya dan tidak bercela.

Hidup yang penuh kemenangan dan kedahsyatan akan kita alami bila kita ada di dalam hadirat Tuhan. Ada jaminan Firman Tuhan bila kita hidup dengan tidak bercela, tidak mengikuti keinginan dunia dan selalu dekat dengan Tuhan maka pujian kita akan mengundang KehadiranNya dalam hidup kita. Berdoalah dan minta tuntunan Roh Kudus untuk mengubah hati kita, mengubah hidup kita agar hidup sesuai dengan Kehendak Tuhan. Menjadi orang yang dekat dengan Tuhan akan selalu mengalami kedasyatan Allah yang luar biasa dalam hidupnya.


HALELUYA..





0 comments:

Post a Comment